Keluarga, Tempatmu Kembali
Terkadang, atas nama cinta, kita mau melakukan apa saja. Termasuk menentang orangtua. Kasih sayang orangtua yang selalu ada melindungi kita sejak di kandungan hingga dewasa, terlupakan oleh cinta sesaat yang terasa seperti cinta abadi. Tapi bukan penyesalan namanya bila tidak datang terlambat, kan? Berikut ini curahan hati temanku, sebut saja Luna, yang aku tulis disini agar dapat diambil hikmahnya oleh para pembaca MP.
Luna sudah mengenal sosok lelaki yang sekarang menjadi suaminya, panggil saja Juna, sejak di bangku kuliah. Mereka sempat berpacaran selama kurang lebih 7 tahun sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Rencana mereka awalnya mendapat tentangan dari keluarga Luna. Namun pada akhirnya orangtua Luna mengijinkan mereka untuk menikah. Kebahagiaan Luna pun kemudian bertambah sempurna dengan hadirnya seorang bayi perempuan cantik di keluarga kecil mereka.
Atas permintaan suami, setelah menikah Luna keluar dari pekerjaan dan ikut merantau. Tinggal jauh dari orangtua dan saudara, membuat mereka hampir kehilangan kontak. Luna pun menjadi semakin tertutup ke keluarganya. Entah karena kuatir pada kesehatan orangtuanya, atau mungkin juga karena malu dengan keadaannya sekarang. Suami yang sangat dicintainya kini kerap kali berkata kasar dan pertengkaran menjadi menu sehari-hari mereka. Sampai suatu hari, Luna dan anaknya pulang ke rumah orangtuanya dan membawa berita yang sangat mengagetkan: Juna menceraikannya!
Dunia Luna serasa berhenti berputar. Baginya hidup tidak berarti lagi. Beruntung, malaikat kecilnya dapat membuat semangat yang hampir padam itu, bangkit lagi. Terlebih lagi, orangtua dan saudara-saudaranya pun menerimanya kembali dengan tangan terbuka. Dukungan dan doa keluarga besar yang memotivasinya untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan siap untuk melanjutkan hidupnya lagi.
Berkaca dari pengalaman Luna, aku dan suami sekarang jadi lebih bisa mensyukuri atas semua yang kami miliki. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kami bertekad akan memperbaiki dan menjaga komunikasi dalam pernikahan kami bagaimana pun caranya. Karena kami percaya, suatu hubungan tanpa adanya komunikasi yang baik, seperti menyimpan bom waktu yang dapat meledak kapan saja.
Pelajaran lain dari pengalaman temanku itu adalah: cintai dan hargailah orang-orang yang mencintaimu sepenuh hati. Karena disaat terburuk dalam hidupmu, hanya mereka lah yang bersedia meminjamkan bahunya untukmu bersandar.
** Seperti yang diceritakan Luna kepada Anna Marinne **
Ilustrasi: http://bit.ly/AbOht7